"Memilih sikap terbaik untuk hidup setelah kematian"

_faidza ‘azzamta fatawakkal ‘alallah_
Intanshurullaha yanshurkum wayutsabbit
aqdaamakum

"....Jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia
akan menolongmu dan meneguhkan
kedudukanmu." (QS Muhammad : 7)

Aturan Gerbong Wanita, Hijab dan Lelaki

Sekali aturan tetap aturan.
Saya sepakat dengan tindakan tegas petugas di kereta ini.
Indonesia, yang mungkin sering di kenal dengan "peraturan dibuat untuk di langgar", kali ini ada setitik usaha perbaikan dari bawah.
Pawakan tubuhnya tinggi, berseragam biru muda, bertopi dan berlangkah tegap. Ia segang sigap menarik beberapa laki-laki yang masih singgah di gerbong khusus perempuan. Bagi mereka yang tersadar mungkin tidak masalah untuk "menunjukkan merahnya" langsung pindah di gerbong yang lain. Namun untuk beberapa yang masih belum mantap gambaran dirinya mungkin butuh sedikit penegasan dan beberapa waktu untuk memergikan alias mengusir ke gerbong depan.
Ada seorang bapak yang berpawakan sedikit gemuk duduk di kursi samping pintu sambul memegang koper yang ia taruh di bawah. Bapak yang berkaos dan berpeci ini ternyata harus sedikit diberi penegasan oleh petugas..
"Bapak, bapak nggak kasihan sama mbak2nya yang berdiri disana? Bapak kan laki2??" Tanya petugas menyindir..
kemudian ia mempersilakan untuk pindah ke gerbong depan..
Masih diam di tempat duduk dan sedikit berbicara apa saya tidak mendengar. Lalu petugas bertanya lagi hal yang sama.
"Bapak tidak kasihan? Bapak kan laki-laki?"
Belum lagi..
(Sambil mengetukkan jarinya dengan tegas di sebuah tulisan di dinding kereta, sang petugas kembali memberi penegasan) "Pak, ini gerbong khusus perempuan.. Ini khusus perempuan, pak.."
Yah, baru berespon untuk berdiri dari duduk.

Gerbong khusus perempuan memang sangat menguntungkan untuk wanita. Kebebasan untuk melaksanakan hak-haknya untuk beraktivitas akan lebih leluasa ketika tidak ada laki-laki. Misalnya seperti ibu di samping saya, beliau menyusui anaknya di gerbong khusus wanita, yang lain, mereka yang masih 'merasa nyaman' dengan pakaian mininya saya kira sedikit ada perasaan 'save' ketika berada di sini. Saya percaya ini akan lebih menjaga, khususnya menjaga maksiat tersembunyi. Mereka yang ingin melakikan hal lainnya pun mungkin juga akan lebih bisa merasa nyaman. Indahnya jika hijab di seluruh aspek kehidupan... ;)

Dibalik perasaan lega dan bahagianya saya karena ini..
Ternyata, meskipun gerbong khusus wanita dengan penjagaan yang baik di awal.. Oh, tetap saja di ujung sana ada 2 laki-laki yang masih singgah dan bercengkerama. Meskipun ia bersama istri dan anaknya, saya tetap sedikit tidak sepakat. Kenapa saya katakan sedikit? Karena belum tahu persis alasannya. Takutnya su'udzon.
Masih ada juga petugas kebersihan yang ternyata standbynya juga di sini. Mereka juga laki-laki kan. Ah, sama aja.. Ada juga 2 anak muda yang meskipun mepet ke pintu gerbong sebelah, tetap saja statusnya di gerbong ini. Barusan saya lihat lagi bapak-lewat di depan saya.

Yah, sebenarnya saya menulis ini, karena saya mengharapkan jiwa-jiwa yang selalu "menunjukkan merahnya" dari pihak laki-laki.
Krisis kesadaran dan kepekaan pada laki-laki saya rasa masih sering ditemui di negeri ini.

Saya percaya kawan, laki-laki yang baik justru akan lebih memilih untuk ada di tempat lain untuk mengutamakan kenyamanan dan keamanan wanita daripada mengikuti nafsu dan egonya. Dia cerdas memilih karena akan lebih mengutamakan kemuliaan wanita dan menghindari kemaksiatan yang intermiten timbul karena wanita.

In conclussion, the points i want to share are...
HIJAB's application in the way of life will give a lot of benefit.
Namun, plis, sekali aturan tetaplah aturan dan siapapun mohon dengan kesadaran pribadi untuk menaatinya. (ini juga trigger bagi saya)
And the last..
Para lelaki yang budiman dan beriman, ar rijalu qowwamuna 'alannisa... Laki-laki adalah pemimpin bagi wanita. Dan sebaik-baik pemimpin adalah ia yang mampu mengutamakan kehormatan, keadilan, perlindungan, dan kepentingan siapa yang di pimpinnya. Don't just focuse on ur self.. :)
Karena impactnya akan datang ke anda sendiri, yaitu anda akan menjadi insan yang jauh lebih mulia karena memuliakan orang lain. Apalagi di hadapan Allah..^^

Tulisan tak terarah, sedikit mengisi waktu di tengah perjalanan ke kota pelajar.



-Semoga bermanfaat-
Dalam duduk tenang, cahaya kuning dan proteksi dinding-dinding kereta prameks.
Otw solo-jogja, 15 April 2012
18.41 p.m
gambar diambil dari sini

Setidaknya

Setidaknya beribu syukur terlintas kembali...
Tidak akan ada kata “saya bukan apa-apa” yang sering muncul ketika saya tidak di DS, ketika saya tidak bertemu dengan mereka..
Setidaknya.. Lebih sering muncul kata “saya masih jauuuh dikatakan sebagai pribadi yang baik” ketika saya ditakdirkan dengan orang mulia seperti mereka....
Setidaknya... saya menjadi sadar bahwa titik perbaikan pada diri manusia tidaklah terfokus pada satu. Namun segala aspek dalam jasmani dan ruhy...
Dan setidaknya pula... saya menjadi lebih peka terhadap kekurangan saya.
Terima kasih Darush Sholihat, terima kasih ammah, dan terutama paling utama... Terima kasih Allah, terima kasih atas keagungan hikmah ini... ;)
-Karpet hijau tersejarah-
Ahad, 15 April 2012
2:18 a.m

Somalia...

Ia menyodorkan sebuah leaflet.. Bertuliskan “Somalia Negeri yang lapar akan bantuan”
Isu dunia yang begitu acuhnya saya ternyata sempat terlupa dalam periode yang lama.
Sang pejuang itu, seraya jarinya bergerak menghitung nominal uang yang ia tumpuk, sembari ia berkata, “Kita belum bisa memberi yang lebih ul, tapi setidaknya kita bisa melakukan sesuatu..”
Subhanallah... malu saya ! Asal perlu diketahui, dia adalah orang yang terkadang menunda makan dan menahan lapar karena ikhlas dan zuhud atas yang ia punya. Rela ngelesin anak sekolah dengan sepedanya, mengayuh dengan peluh, demi bertahan dalam hidup yang selalu mengajarkannya tentang arti perjuangan.
Ukhti, jazakillah khoir atas tauladan yang engkau ajarkan. Untuk saya yang sedang belajar, bercermin tentang zuhud, ikhlas dan sabar... Semoga aktivitas esokmu senantiasa barokah di setiap detiknya.. Aamiin ya Rabb.. :)

JT 2, Yunus 22:43 p.m
11/04/2012

Quotes

“Ikatlah Ilmu dengan Menuliskannya”
( Pesan Sayyidina Ali bin Abi Thalib r.a.)

Total Pengunjung

Followers

My Account Facebook

Mengenai Saya

Foto saya
Pembelajar Sepanjang Hayat yang telah tunai menyelami program studi Ilmu Keperawatan di Universitas Gadjah Mada. Tertakdirkan semenjak tahun 2010 hingga lulus program profesi Ners 2016. Pasca dibelajarkan dalam mempertanggungjawabkan hidup dan kehidupan sebagai seorang khalifah di madrasah kepemanduan dan organisasi kampus, kini sedang belajar untuk mempertanggungjawabkan hidup dan kehidupan sebagai seorang professional clinical ners di sebuah Rumah Sakit yang berpayung di sebuah Perguruan Tinggi Pemerintahan. Bermimpi menjadi insan pecinta ilmu dari buaian sampai liang lahat, hingga tunduk dan meneduh di keridho'an Al Fatah Ar Rahman Ar Rahim..