"Memilih sikap terbaik untuk hidup setelah kematian"

_faidza ‘azzamta fatawakkal ‘alallah_
Intanshurullaha yanshurkum wayutsabbit
aqdaamakum

"....Jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia
akan menolongmu dan meneguhkan
kedudukanmu." (QS Muhammad : 7)

Karena Iseng, Kena Efek Melankolis

"Amah.. siapa yang mau cabut gigi..? gratis nih.. lagi ada coas.." seru teman di depan kamar...
"Kenapa Sulas? ;)" #ngetes
"Ulfa mau cabut gigi? gratis, lagi ada coas :)"
"Kalau masalah cabut gigi gampanglah nanti, yang susah itu nyabut namamu di hatiku ;)"
"?@$%^&()!..... amah ulfaaa..."
_kembali masuk kamar dan tak tahu apa yang terjadi_

malam itu, saya kembali ditemani si Ochi di meja selasar JT (Jabal Tsur) untuk mengerjakan garapan yang belum terselesaikan, tiba-tiba si 'korban' yang kena tadi melayangkan sepucuk kertas binder yang dilipat dan telah tergores beberapa paragraf didalamnya..

"ini buat amah ulfa.."
"??? apa ini?"

Setelah membacanya tersenyum, meski sebenarnya tidak sepenuhnya faham maksud yang tersirat. hehe

Belakangan saya berpikir bahwa hidup saya sepertinya selalu dilingkupi orang-orang melankolis :D
Pertanyaan berbaliknya, "Kamu fa yang mulai.." :p
eh, tapi enggak.. karena mereka levelnya lebih tinggi :) kalah saya mah..

Manusia itu unik, Allah mendekatkan saya dengan banyak karakter orang, banyak belajar, banyak bercermin. Bahkan terkadang saya berpikir kalau saya begitu curang. Terus mencuri kebaikan orang lain tanpa mengetahui secara pasti sedekah amal dan akhlak apa yang bisa ditiru. Hal ini pula yang sering kali membuat saya berkaca, lalu meneteslah air mata.

Manusia itu aneh, sering kali orang bilang, "kamu tuh melankolis banget..."
"so, why....?"
Sebenarnya pernyataan itu juga terkadang saya lontarkan kepada orang lain. Tapi saya melontarkannya dengan kesadaran penuh. Dengan sadar untuk mengakui bahwa setiap diri seseorang pasti ada sisi kelembutan. Yang setiap waktu, spontan bisa saja merasa hanyut dalam suasana. #bukanGalau
Hanya saja sisi-sisi melankolisnya ada yang menonjol dan ada yang terpendam. Keduanya sama saja, tak usah dipermasalahkan, ini hanya masalah karakter dan cara kita mendewasakan sikap bagaimana  harus menghadapi perbedaan setiap individu.

Kalau belajar dari orang melankolis dominan, kecenderungannya akan sangat banyak hal yang membuat ia tersenyum. Karena selalu hati yang terbawa untuk menghadapi setiap peristiwa. Percayalah, mereka adalah orang yang justru paling sering bahagia. Karena pada umumnya orang melankolis itu romantis, sisi keromantisannya itulah yang sering menjadikan orang lain terenyuh dalam keharuan. Saya salah satu orang yang sering terkena dampak orang-orang melankolis di dekat saya. hehe
Cukup mendengarkan, cukup banyak memberi senyuman atas ceritanya, mentransfer kebahagiaan di setiap ekspresi kisah, ujungnya kita sendiri yang akan banyak belajar, asalkan ikhlas dan lapang menyikapinya. Di balik di sisi kebagaiaan yang kita rasakan karenanya, saya percaya, justru mereka yang lebih bahagia :)

Karena mempunyai sejuta cara untuk menyentuh hati orang itu jauh lebih dalam bahagianya daripada tersentuh hatinya oleh orang lain :)

Jazakumullah khairan katsir untuk semua orang yang dengan ikhlas menjadi cermin bagi saya :)

_senja begerimis yang merindu rumah sederhana_
#nggak jadi pulang :'(
Meja Jihad Al Baqarah
Jum'at mubarak, 29 Maret 2013
17 : 29 p.m

0 komentar:

Posting Komentar

Seberkas feedback semoga menjadi amal :)

Quotes

“Ikatlah Ilmu dengan Menuliskannya”
( Pesan Sayyidina Ali bin Abi Thalib r.a.)

Total Pengunjung

Followers

My Account Facebook

Mengenai Saya

Foto saya
Pembelajar Sepanjang Hayat yang telah tunai menyelami program studi Ilmu Keperawatan di Universitas Gadjah Mada. Tertakdirkan semenjak tahun 2010 hingga lulus program profesi Ners 2016. Pasca dibelajarkan dalam mempertanggungjawabkan hidup dan kehidupan sebagai seorang khalifah di madrasah kepemanduan dan organisasi kampus, kini sedang belajar untuk mempertanggungjawabkan hidup dan kehidupan sebagai seorang professional clinical ners di sebuah Rumah Sakit yang berpayung di sebuah Perguruan Tinggi Pemerintahan. Bermimpi menjadi insan pecinta ilmu dari buaian sampai liang lahat, hingga tunduk dan meneduh di keridho'an Al Fatah Ar Rahman Ar Rahim..