"Memilih sikap terbaik untuk hidup setelah kematian"

_faidza ‘azzamta fatawakkal ‘alallah_
Intanshurullaha yanshurkum wayutsabbit
aqdaamakum

"....Jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia
akan menolongmu dan meneguhkan
kedudukanmu." (QS Muhammad : 7)

Refleksi Prioritas



“Masalah prioritas itu memang kita butuh ilmu. Ilmu tentang fiqh aulawiyat. Sehingga setiap keputusannya merupakan prioritas yang tepat untuk kita utamakan. Akan tetapi terkadang memang ada kalanya kita belum cukup ilmu untuk menentukan mana yang harus diutamakan. Untuk memilih yang baik di antara yang baik. Oleh karena itu menjadi penting bagi kita meminta bimbingan Allah untuk memutuskan suatu hal yang baik mana yang harus kita pilih diutamakan. Sehingga keputusannya memang yang terbaik untuk Allah. Saat kita benar-benar tidak mengetahui mana di antara yang baik yang harus di dahulukan, maka mintalah petunjuk Allah untuk jalan yang terbaik...”

Nasihat Ustadz Riyadhus Shalihin ketika itu masih terngiang malam ini. Sepanjang perjalanan dari masjid Al Karim setelah membaca kutipan membangkitkan pusat kesadaran di gadget ini. Oh Allah... mungkin seketika itu hamba sedang tak penuh kesadaran untuk lebih ekstra memompa tenaga dalam mengefektivitaskan waktu, atau hamba terlalu lemah dalam memenuhi hak semua makhluk-Mu, atau setiap raga ini memang ada keterbatasan.

Hari ini begitu terasa setiap nafas penghargaan untuk orang lain. Penghargaan keberadaan setiap makhluk sekeliling Ulfa. Berusaha belajar kembali memenuhi setiap kewajiban terhadap saudara. Memenuhi setiap haknya, menghargai waktunya, menempa kembali dalam tarbiyah diri atas muamalat yang begitu berharga, semata-mata mendamaikan parameter keimanan. Ruh-ruh terhujamkan dalam berbagai cabang pikiran yang terdistorsi sementara, terkalutkan, dan perlahan terkadang memudar, bangkit lagi, berelevasi dan cukup menjadi bahan ajaib berkontemplasi dalam keheningan syahdu dan merindu dengan-Nya.

Maraton, lalu merasa berdosa jika mata terpejam dalam siang yang berseling barokah di setiap sudutnya. Peluang jihad, lagi, peluang amal, lagi, peluang aliran murni sungai pahala syurgawi... Kali ini terfilmkan wajah sang pendewasa kehidupan yang di rumah. Allah... Yang menjadikan tak layak raga ini terpaksa tersungkur dalam satu kata dalih ‘lelah’. Terlebih hamba yang dhaif ini belumlah cukup mampu mengungkapkan seribu alasan untuk pantas berucap kata antipati ini.

Terkadang dalam segala hal yang telah direkonstruksikan demi kebaikan. Segala bentuk prioritas yang tertata untuk pemenuhan hak-hak pribadi dan orang lain, masih ada kemungkinan dzalim yang tak tersengaja. Khusnudzannya, ini masalah tempaan dari Al Hakim yang menuntun saya menjadi lebih adil atas semua makhluk. Yang masih saja timpang barangkali untuk sekedar mana yang disebut optimal kapasitas pribadi dan ‘kelelahan ruh’ yang termanifestasi pada optimalisasi ikhtiar jasad.

Rabbighfirli, Rabbighfirli... 

Ihdinasshiraatal mustaqiim, ihdinasshiraatal mustaqiim...

Semoga Allah mengampuni saya :’)
Menata, meniti, mengendapkan
Jetsu 1 Rumah Cahaya
Selasa, 16042013
22 : 11 p.m
gambar from here

0 komentar:

Posting Komentar

Seberkas feedback semoga menjadi amal :)

Quotes

“Ikatlah Ilmu dengan Menuliskannya”
( Pesan Sayyidina Ali bin Abi Thalib r.a.)

Total Pengunjung

Followers

My Account Facebook

Mengenai Saya

Foto saya
Pembelajar Sepanjang Hayat yang telah tunai menyelami program studi Ilmu Keperawatan di Universitas Gadjah Mada. Tertakdirkan semenjak tahun 2010 hingga lulus program profesi Ners 2016. Pasca dibelajarkan dalam mempertanggungjawabkan hidup dan kehidupan sebagai seorang khalifah di madrasah kepemanduan dan organisasi kampus, kini sedang belajar untuk mempertanggungjawabkan hidup dan kehidupan sebagai seorang professional clinical ners di sebuah Rumah Sakit yang berpayung di sebuah Perguruan Tinggi Pemerintahan. Bermimpi menjadi insan pecinta ilmu dari buaian sampai liang lahat, hingga tunduk dan meneduh di keridho'an Al Fatah Ar Rahman Ar Rahim..